Bataknese


BATAKNESE

Daripada bahas kebudayaan luar
bagusan bahas kebudayaan indonesia saja
apalagi budaya indonesia ga keitung, banyak euy!.
Karena kebudayaan indonesia banyak,
saya mau bahas yang lebih spesifik, kebudayaan batak saja
(karena mengalir darah batak dalam tubuh saya)
jadi harus bangga dengan suku sendiri.


Sebenarnya kebudayaan batak saja belum spesifik karena batak juga ada banyak, ada batak toba, karo, simalungun, pakpak, mandailing dan angkola.

Kebudayaan batak sepintas terlihat gampang layaknya adat beberapa suku lainnya yang ada di indonesia tapi sebenarnya kebudayaan batak wuow ‘so complicated’ bener.
Batak ribet sepertinya dalam segala hal terutama yang namanya adat, baik dari segi bahasa (pengucapan maupun tulisan)seperti panggilan untuk orang lain terutama yang lebih tua karena kita harus mengetahui marga apa orang tersebut,orang tua bahkan nenek kakeknya karena biasanya orang batak dimanapun atau bahkan marga apapun bisa jadi masih ada hubungan kekeluargaan dengan kita.
Seperti halnya seorang cucu harus memanggil kakek dengan sebutan “opung doli” dan nenek “opung boru”, kita juga memanggil saudara kita atau lawan jenis dengan sebutan “ito” ,sesama perempuan ”eda“ dan sesama lelaki “ lae ”. Paman dari sebelah ibu kalau lebih muda dibanding ibu kita ”tulang”, bibi dari ibu yang lebih muda “tante” lebih tua “maktua”.Sementara dari sebelah ayah paman lebih muda dengan” uda” lebih tua dengan ”paktua” dan masih banyak panggilan lain yang ehmmm memusingkan.


tidak hanya dari segi bahasa tapi juga dari segi pakaian layaknya jawa yang terkenal dengan batik dan blankon, batak juga memiliki kekhasan dalam kainnya yaitu yang
dikenal dengan “ulos”

dimana ulos ini dalam setiap anyamannya memiliki motif, warna, ukuran dan fungsi berbeda ada yang khusus digunakan untuk acara pernikahan secara adat batak meskipun begitu ada ulos tertentu yang hanya dapat digunakan oleh orang tertentu, ada yang digunakan untuk penyambutan, penguburan,dll.

Tidak hanya pakaiannya yang dikenal dengan “ulos” tetapi juga dengan patung yang ada di pulau samosir tepatnya di danau toba alias SIGALE-GALE sebagai salah satu daya tarik wisata karena selain hanya berdiri patung yang lengkap dengan pakaian adat batak ini akan tetapi juga ada pemain alat musik khas batak yang siap memainkan alat musik mereka apabila datang para wisatawan yang berkunjung, yang uniknya lagi patung ni juga bisa bergoyang layaknya manusia yah walaupun tidak seluwes manusia.


Dalam adat batak pihak laki-laki sangat membawa nama keluarga atau bisa dikatan laki-laki lebih dijunjung begitu pula dalam upacara pernikahan dimana dapat dikatakan pihak laki-laki membeli pihak perempuan sebagai simbolik yang mana biaya yang tersebut sebenarnya digunakan dalam pernikahan.Setelah kedua pihak menyetujui harga tersebut maka akan dilakukan lamaran yang dikenal dengan istilah martumpolbiasanya dilaksanakan di gereja bagi orang batak yang beragama kristen sekalian bertujuan menentukan hari pernikahan yang biasanya 2 minggu setelah adanya lamaran tersebut, waktu yang diberikan tersebut bertujuan untuk memberikan waktu untuk kedua belah pihak untuk saling jujur dan menyelesaiakan masalah mereka sebelum terjadinya pernikahan atau bahkan ada pihak-pihak yang tidak setuju.Setelah acara martumpol tersebut terlaksana dengan baik dan dilanjutkan ke acara pernikahan yang mana dalam adatbatak sangat memakan waktu lama dan menguras tenaga.



Saat dilaksanakannya pesta adat batak akan dimainkan alat musik khas batak, gondang dkk yang pastinya bakalan goyang banget.Alat musik ini bisa dikatan wajib atau pelengkap dari pesta pernikahan orang batak tapi tidak hanya pada pesta pernikahan saja namun pada acara penyambutan tamu, festival danau toba dan festival lain, beberapa gereja juga menggunakan alat musik ini. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi tarian tor-tor


Post a Comment